Presiden Afsel: Ekonomi Akan Terdongkrak



Rabu,23 Juni 2010 | 10:18 WIB

JOHANNESBURG, SELASA Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma meyakini bahwa ajang Piala Dunia 2010 di negaranya akan membawa peningkatan ekonomi yang signifikan. Selain memangkas pengangguran, pertumbuhan ekonomi juga akan datang seiring tumbuhnya investasi ke negeri Nelson Mandela ini.

”Ajang ini sendiri (Piala Dunia) telah menciptakan peluang sedemikian rupa sehingga ekonomi kami tidak akan sama lagi setelah berakhirnya Piala Dunia. Tentu saja, GDP (produk domestik bruto) akan meningkat dari saat ini,” ujar Zuma kepada kantor berita Reuters di Johannesburg, Afrika Selatan, Selasa (22/6/2010).

Zuma optimistis, dampak ekonomi dari Piala Dunia itu akan menyerap banyak tenaga kerja. Saat ini data resmi pemerintah menunjukkan, pengangguran Afrika Selatan mencapai sekitar 25 persen. Namun, beberapa analis meyakini bahwa angka itu sebenarnya bisa mencapai 40 persen.

Dari perhitungan analis, pesta olahraga terbesar dunia yang berlangsung sebulan penuh itu bisa mendongkrak GDP Afrika Selatan sebesar 0,5 persen. Poling yang dilakukan Reuters pada Mei lalu memprediksikan peningkatan GDP akibat Piala Dunia berada antara 0,1 dan 0,7 persen.

Pemerintah Afrika Selatan telah menghabiskan sekitar 40 miliar rand atau sekitar 5,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 48,7 triliun) untuk membangun berbagai infrastruktur turnamen itu. Bahkan, miliaran rand lagi dikeluarkan untuk memperbaiki jalan dan bandara.

Sebuah studi yang dilakukan perusahaan akuntansi Grant Thornton menyebutkan, warga asing yang datang untuk menonton Piala Dunia akan menyuntikkan 13 miliar rand ke dalam nadi perekonomian Afrika Selatan.

Adapun dampak ekonomi kasar, termasuk berbagai pengeluaran tidak langsung dan infrastruktur, diperkirakan mencapai 93 miliar rand.

”Kami memandang Piala Dunia sebagai katalisator perkembangan yang menempatkan Afrika Selatan di panggung dunia. Dunia telah melihat Afrika Selatan sebagai sebuah negara dan sebagai tujuan investasi penting,” ujar Presiden berusia 68 tahun tersebut.

Mogok

Terkait berbagai ancaman mogok dari para pekerja di beberapa sektor publik, Zuma menanggapi dengan enteng. Ia menyebut aksi-aksi demo itu sebagai hal yang biasa terjadi pada sekitar bulan Juni-Juli setiap tahunnya.

Bahkan, ada istilah tersendiri di Afrika Selatan untuk menyebut bulan-bulan di pertengahan tahun sebagai ”Musim Mogok”.

Oleh karena itu, politisi African National Congress (partai bentukan Nelson Mandela) itu menegaskan, berbagai aksi mogok tersebut bukan ditujukan terhadap Piala Dunia.

”Beberapa orang berpikir, kami menghadapi aksi mogok karena terkait Piala Dunia. Sebenarnya, setiap tahun di Afrika Selatan sekitar saat-saat seperti ini adalah musim para serikat buruh dan manajemen (perusahaan) bernegosiasi. Ini terjadi sepanjang masa, sebelum Piala Dunia ataupun pada tahun-tahun yang akan datang,” katanya.

”Aksi mogok selalu menjadi kekhawatiran tersendiri. Tetapi, tidak ada yang luar biasa karena kita berhadapan dengan hal yang selalu kita hadapi setiap saat seperti ini,” lanjutnya lagi.

Para buruh menuntut perbaikan upah dan kondisi kerja. Mereka terdiri dari berbagai sektor, seperti pegawai perusahaan listrik, transportasi, keamanan, dan pekerja bandara.

Para pekerja mengancam, jika tuntutan tidak dipenuhi, maka mereka akan menghentikan berbagai pelayanan publik tersebut. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran semua pihak karena dapat mengganggu jalannya Piala Dunia pertama di Benua Afrika tersebut. (ENG)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Sumber Referensi